Pindah

Pindah..
Entah sejak kapan kita mengenal kata pindah. Mungkin sejak orangtua melafalkan untuk kesekian kali dan pada kesempatan pertama itu kita mendengar dan mengenalnya. Tapi entahlah, itu tak begitu penting.
Pindah bukanlah perkara fisik semata. Yang tak kasat oleh mata, baik sengaja atau tidak, terkadang lebih membutuhkannya.
Setiap orang pasti memaknai "pindah" dengan versinya sendiri. Begitu juga tulisan ini, adalah makna pindah menurut versi saya.

Namun, bagaimanapun versinya, dalam pindah selalu terselip kata "indah". Dan dalam pindah pasti melukiskan luka, maaf, merelakan, pulang, ikhlas dan kenangan.
Sudah siap untuk pindah?
Saya siap! Kapanpun dan dimanapun, saat kondisi memang memaksa atau tidak untuk saya melakukannya.
Memang, waktu adalah hal yang bisa menyapu dan mengantar segalanya. Baik kenangan, maupun perasaan. Baik hal-hal buruk, maupun hal-hal baik. Baik awal maupun kesudahan.
Hanya saja, tak banyak manusia yang mau merelakan sedikit detik lebih lama untuk berproses, untuk berani melangkahi sesuatu yang teramat dicintai. Untuk pindah dari satu pijakan ke pijakan lain yang terasa begitu asing -tapi sesungguhnya adalah rumah yang seharusnya.
Karena dalam hidup ini, manusia selalu butuh berpindah. Pindah dari hal-hal yang salah, pindah dari perasaan-perasaan yang keliru. Namun, untuk melakukannya diperlukan keteguhan, dan manusia terlalu tidak sabaran menjalaninya; terlalu tidak berani memilihnya.
Kumohon Tuhan, beri aku sepasang langkah kaki yang walaupun mesti berjalan tanpa alas kaki, akan tetap ingin berjalan bersamaku saja. Biar aku bertemu yang sederhana tapi mampu bertahan selamanya dalam ketidaksempurnaanku sebagai manusia. Setia mencintaiku, karena ia sepenuhnya mencintai-Mu.
Karena aku tahu,
Tuhan tidak menciptakan cinta, untuk membuatmu jauh dari-Nya.
-Ada indah di setiap pindah-
Terinspirasi dari cerpen -awan by falafu- dalam buku pindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar